Rabu, 09 Januari 2013

Merek Asli Indonesia Yang Terkenal

Dewasa ini makin banyak produk-produk dari luar negeri yang masuk ke Indonesia dengan tawaran harga yang mungkin cukup fantastis bagi sebagian masyarakat kita. Namun bagi sebagian mereka yang memang lebih mengejar gengsi dan penampilan, harga bukanlah masalah besar, yang penting mereka bisa memakai produk dari merek-merek terkenal luar negeri.

Namun tahukah Anda bahwa ada beberapa produk asli Indonesia yang juga cukup terkenal dengan memakai nama asing. Merek-merek ini bahkan dikenal hingga ke beberapa negara dan sebagian dari kita mengira bahwa produk-produk itu berasal dari luar negeri. Berikut beberapa produk tersebut:

1. Sophie Martin
Sophie Martin didirikan oleh pasangan suami-istri berkebangsaan Perancis, Bruno Hasson dan Sophie Martin pada pertengahan 1990-an. Hasson datang pertama kali ke Indonesia pada tahun 1989, saat mengerjakan tesisnya. Hasson adalah lulusan Institut Pertanian Pemerintah Prancis ISTOM (Institut Superieur des Techniques d’ Outre-Mer). Di Indonesia dia pertama kali membuka usaha jual-beli alat industri pertanian, alat pengemasan, dan alat praktek dokter. Sedangkan sang istri, Sophie Martin, mempunyai hobi mendesain tas. Maka, di sela-sela mengelola bisnisnya, ia mulai menjajal usaha tas. Dengan mempekerjakan seorang tukang jahit di loteng rumah, mereka merintis cikal bakal Sophie Martin. Kini usaha milik warga negara Prancis ini berkembang besar dengan omzet mencapai Rp 700 miliar. Bisnis Sophie Martin tak hanya berkembang di Indonesia, namun telah merambah Maroko dan Filipina. Kelak juga direncanakan akan sampai ke Vietnam dan Iran. Trik Sophie Martin dengan menambahkan kata "Paris" di belakang brand Sophie Martin tersebut ternyata cukup berhasil, dan mengecoh banyak konsumen.


2. Buccheri
Buccheri adalah merk terkenal dari produk sepatu, sandal, dan tas kulit. Diproduksi mulai tahun 1980 oleh PT. Vigano Cipta Perdana. Kini Buccheri telah memiliki lebih dari 50 showroom yang tersebar di kota-kota besar dan kecil di Indonesia. Banyak orang tak menyangka, bahwa merek buatan Ediansyah ini merupakan produk asli buatan Indonesia. Buccheri itu sendiri merupakan nama sebuah kota di Italia yang notabene memang negara penghasil sepatu dengan merek-merek terkenal.


3. Essenza
Diproduksi pertama kali tahun 1993 oleh PT.Intikeramik Alamsari Industri. Kini Essenza telah berhasil menembus pasar Singapura, Amerika Serikat, beberapa negara Asia, Eropa, Afrika, dan Timur Tengah. Bahkan telah diterima di Italia yang merupakan salah satu negara penghasil keramik terbaik dan terbesar di dunia.


4. Terry Palmer
Banyak di antara kita yang mengira Terry Palmer merupakan brand dari luar negeri, padahal handuk Terry Palmer tersebut diproduksi di Jatiuwung, Tangerang. Terry Palmer merupakan brand handuk yang dimiliki oleh PT.Indah Jaya Textile Industry. Handuk yang diklaim sebagai handuk paling higienis ini telah diekspor sampai ke Jepang, Australia, Amerika, hingga negara-negara Eropa.


5. Silver Queen
Silver Queen, Chunky Bar, dan Ceres, siapa yang tak kenal dengan ketiga merek coklat ini? Tahukah anda, kalau produsennya PT. Petra Foods, menjadi salah satu pemain utama di pasar global. Petra Foods, perusahaan milik keluarga Chuang ini, menjadi pesaing berat M&M’S, produsen coklat nomor wahid asal Amerika. Produk-produk dari PT. Petra Foods telah merambah ke setidaknya 17 negara di antaranya Thailand, Jepang, Filipina, Hong Kong, Australia, dan China.


6. Broco
Brand ini merupakan milik PT.Broco Mutiara Electrical Industry, yang berdiri pada tahun 1985, dan memproduksi alat-alat dan instrumen kelistrikan. Kini produk-produk Broco telah banyak digunakan, baik oleh bangunan komersial, tempat tinggal, maupun hotel bintang 5.


7. Paseo
Paseo merupakan brand tisu berkualitas premium yang diproduksi oleh PT. Pindo Deli sejak tahun 1998. Paseo kini kini telah diekspor ke negara-negara Asia Tenggara
(Singapura dan Filipina), Australia, dan Belgia.


8. Excelso
Mungkin sebagian besar orang ketika berada di cafe ini, takkan terpikir bahwa Excelso adalah brand cafe lokal. Kebanyakan orang akan berpikir bahwa Excelso adalah sebuah cafe luar negeri (bisa jadi dari Amerika) yang membuka cabangnya di Indonesia. Excelso adalah produk dari PT. Excelso Multi Rasa yang berdiri sejak tahun 1990, dan merupakan anak perusahaan dari Kapal Api Group. Kapal Api sendiri berdiri sejak tahun 1927, bergerak di bidang usaha kopi dengan merek pertama Kopi Kapal Api dan saat ini telah menjadi pemimpin pasar dalam penjualan kopi di Indonesia. EXCELSO pertama dibuka pada bulan September 1991 di Plaza Indonesia, Jakarta, untuk mendukung merek kopi yang baru diciptakan oleh PT. Santos Jaya Abadi ( juga anak perusahaan dari Kapal Api) pada waktu itu, yaitu kopi EXCELSO. Jumlah gerai EXCELSO saat ini telah mencapai 80 buah gerai yang tersebar di lebih dari 24 kota di Indonesia, dan telah menjadi trendsetter bagi para penikmat gaya hidup minum kopi di Indonesia.


9. The Executive
Sebelumnya bernama "Executive 99" yang lahir tahun 1974. Lalu pada tahun 1985 berganti pemilik, dan tahun 2000 berganti nama menjadi The Executive. Saat ini, brand The Executive bisa dijumpai di Malaysia, Singapura, dan beberapa negara Asia Tenggara lainnya


10. Edward Forrer
Edward Forrer adalah perusahaan alas kaki dan tas asal Indonesia. Perusahaan ini dinamakan sesuai nama pendirinya, Edward Forrer, atau biasa dipanggi Edo. Edo memulai usahanya berjualan sepatu dari pintu ke pintu (door-to-door). Dimulai dengan memproduksi sepatu pada tahun 1989 di Bandung, kini Edward Forrer memiliki lebih dari 50 gerai di Indonesia, Australia, Malaysia, dan Hawaii. Edward Forrer memiliki kantor pusat di jalan Veteran No.44 Bandung, Jawa Barat.


11. Casablanca
Siapa yang menyangka kalau merek Casablanca asli dari Indonesia? Banyak orang menduga kalau merek parfum yang banyak dipakai eksekutif muda ini, berasal dari perancis. Parfum casablanca, yang dalam iklan-iklannya banyak menampilkan model-model bule itu, ternyata diproduksi di Muara Kapuk, Jakarta.


12. Lea
Merek Jeans ini ternyata produk asli Indonesia. Meskipun toko dan iklannya bau-bau Amerika, namun produk ini murni made in Indonesia. Yang jual maupun yang beli tidak pernah minder terhadap merek ini.


13. Polytron
Melihat atau mendengar merek Polytron, boleh jadi yang terbayangkan adalah produk elektronik dari luar negeri. Padahal, sesungguhnya Polytron lahir di Tanah Air, di Kudus, Jawa Tengah (Jateng), yang kemudian menembus pasar Eropa, ASEAN, Timur Tengah, dan Australia. Bahkan, Polytron bisa dikatakan kini tinggal satu-satunya produk nasional-tanpa prinsipal-yang masih bertahan, setelah melalui perjuangan panjang dan gelombang pasang surutnya industri elektronik nasional.

Menurut yang punya merek, Polytron merupakan gabungan dua kata, yaitu poly yang berarti banyak, dan tron diambil dari kata elektronik. Jadi, Polytron diartikan sebagai kumpulan (banyak) elektronik. Barang elektronik, seperti produk audio, video, kulkas, mesin pengatur suhu udara (AC), dan pompa air merek Polytron sebenarnya lahir dari tangan putra-putri Indonesia di Kudus, Jateng, yang diakui pemiliknya kini menguasai 15 persen pangsa pasar produk elektronik nasional untuk produk sejenis


14. Eiger dan Bodypack
Kedua merk ini bernaung dalam satu induk perusahaan yang berpusat di Bandung. Kedua merk ini dikenal dengan produk tasnya. Bedanya Bodypack sekarang memfokuskan diri pada produk-produk tas laptop dan tas gadget, sedangkan Eiger setia pada produk-produk berbau kegiatan alam bebas. Kualitas Eiger memang sudah dikenal luas di kalangan penggiat alam bebas.


15. Polygon
Pasti anda mengenal merk sepeda yang satu ini. Mulai dari sepeda gunung, sepeda mini, sepeda BMX, sampai sepeda lipat telah dikeluarkan oleh pabrik sepeda yang berlokasi di Sidoarjo, Jawa Timur ini. Soal kualitas, anda tidak perlu meragukannya. Banyak pengguna biasa sampai komunitas penggemar sepeda memakai produk lokal ini. Rupanya pemilik Polygon memilih strategi bisnisnya dengan menjual barangnya di luar negeri lebih dahulu sebelum menjualnya di dalam negeri, agak miris memang alasan dia mengambil taktik seperti ini, yang rupanya disebabkan karena orang-orang Indonesia cenderung lebih percaya dengan produk luar negeri ketimbang produk lokal.

1 komentar: