Tanaman nilam menjadi salah satu penghasil minyak atsiri utama di Indonesia. Minyak atsiri juga dikenal dengan nama minyak terbang atau minyak eteris (essential oilatau volatile). Sementara itu, minyak yang dihasilkan oleh tanaman nilam disebut dengan minyak nilam (patchouli oil). Minyak ini antara lain digunakan sebagai zat pengikat (fiksatif) dalam industri parfum, sabun, hair tonic, dan beberapa industri kosmetika. Minyak tersebut diperoleh dari hasil penyulingan (destilasi) daun dan tangkai tanaman nilam.
SEBAGIAN masyarakat mungkin belum banyak mengetahui tentang tanaman yang satu ini. Padahal, ia paling banyak tumbuh di beberapa wilayah Indonesia. Bila dibudidayakan dalam skala luas, tanaman ini cukup menjanjikan.
Nilam, tanaman asal Filipina yang mempunyai nama (Pogostemon patcchouli, atau Pogostemon cablin Benth alias Pogostemon mentha) ini sama sekali tak ada kaitannya dengan jenis ikan nila. Ia merupakan tumbuhan semak yang mempunyai tinggi sekira 0,5 – 1 m, percabangannya banyak dan bertingkat mengitari batang, dan berbulu. Radius cabang melebar 60 cm. Batangnya berkayu persegi empat dengan diameter 10-20 cm berwarna keungu-unguan. Sedangkan daunnya berwarna hijau tersusun dalam pasangan berlawanan. Mempunyai bentuk bulat lonjong dengan panjang 10 cm, lebar 8 cm, ujungnya agak meruncing dan tangkai daunnya sekira 4 cm berwarna hijau kemerahan.
Nilam dapat tumbuh di mana saja dan bisa ditumpangsarikan dengan tanaman lainnya. Namun, nilam akan tumbuh baik pada ketinggian 10-400 m dpl. Nilam tidak haus air dan tahan kering, tapi nilam hanya menghendaki suhu 24-28 derajat Celcius dan mempunyai kelembaban lebih dari 75% serta curah hujan yang merata sepanjang tahun 2.000-3.500 mm per tahunnya. Untuk menghindari hama penyakit, seperti hama phytoptora, serangga perusak daun, nematoda, penyakit buduk, busuk batang, luka batang, dan gejala defisiensi, juga ulat pemakan daun, ulat penggulung daun dan belalang, sebaiknya ditanam pada lahan yang agak terlindung dan cukup sinar matahari. Minyak nilam juga banyak digunakan dalam pembuatan sabun dan kosmetika, karena dapat dicampur dengan jenis minyak atsiri lainnya, seperti minyak cengkih, geranium, dan akar wangi. Aroma minyak nilam sangat kaya dan tahan lama, bahkan tetap terasa sampai seluruh minyaknya menguap. Minyak yang berasal dari nilam dimanfaatkan sebagai obat-obatan seperti anti septik, anti jamur, anti jerawat, obat eksim, dan kulit pecah-pecah, serta ketombe, mengurangi peradangan, bahkan dapat membantu mengurangi kegelisahan dan depresi, atau membantu penderita insomnia (gangguan susah tidur) dan bersifat afrodisiak meningkatkan gairah seksual.
Minyak nilam mengandung beberapa senyawa, antara lain benzaldehid (2,34%), kariofilen (17,29%), a-patchoulien (28,28%), buenesen (11,76%), dan patchouli alkohol (40,04%). Sementara itu, kandungan minyak dalam batang, cabang, atau ranting jauh lebih kecil (0,4-0,5%) daripada bagian daun (5-6%). Standar mutu minyak nilam belum seragam untuk seluruh dunia. Setiap negara menentukan sendiri standar minyak nilamnya. Indonesia menetapkan standar mutu minyak nilam untuk ekspor dengan berat jenis 0,943-0,983, indeks bias 1,504-1,514, bilangan ester maksimum 10,0, bilangan asam 5,0, warna kuning muda sampai cokelat, dan tidak tercampur dengan bahan lain.
Berdasarkan hasil laporan dari Marlet Study Essential Oils and Oleoresin (ITC), bahwa produksi minyak nilam dunia mencapai 500-550 ton per tahun. Indonesia adalah salah satu negara pengekspor minyak nilam terbesar sekira 450 ton per tahun. Dibandingkan dengan Cina yang hanya sekira 50-80 ton per tahun. Produk atsiri dunia yang didominasi Indonesia meliputi nilam serai wangi, minyak daun cengkih, dan kenanga. Itu merupakan komoditi nonmigas yang sangat digemari oleh mancanegara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar